Honiara - Berhasil lolos dari maut usai sebulan terkatung-katung di tengah laut, mungkin menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan bagi keempat orang turis ini. Mereka adalah seorang wanita dan anaknya yang berusia 12 tahun, seorang laki-laki berusia 20 tahunan, serta laki-laki yang telah teridentifikasi bernama Dominic Stally.
Dilansir Insider, Rabu (19/2/2020) keempatnya merupakan korban kecelakaan kapal yang bertolak dari Buka, Provinsi Bougainville, Papua Nugini pada 22 Desember 2019 lalu. Kapal itu rencananya akan mengantarkan 12 penumpang untuk liburan di Pulau Carteret yang berjarak sekitar 60 mil atau sekitar 97 kilometer dari tempat mereka berangkat. Malangnya, kapal itu terbalik di tengah perjalanan.
Stally menceritakan, pada saat itu penumpang berusaha berenang dan membalikkan kapal serta membuang air di dalamnya agar tak tenggelam. Namun beberapa orang meninggal di atas kapal setelah mencoba bertahan.
"Kami tidak bisa melakukan apapun dengan tubuh mereka. Kami hanya membiarkan mereka hanyut di laut," kata Stally.
"Suami istri telah meninggal, meninggalkan bayi mereka dan saya adalah orang yang menggendong bayinya namun akhirnya bayi itu juga meninggal. Saya minta maaf, tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan keluarga itu," ujarnya.
Selama mereka berlayar tanpa arah di Laut Pasifik, sejumlah kapal ikan melewati kapal mereka namun posisinya terlalu jauh. Sampai akhirnya seorang pencari ikan menemukan kapal mereka pada 23 Januari setelah mereka menempuh perjalanan sejauh hampir 1.250 mil atau sekitar 2011 kilometer sebagaimana diwartakan Yahoo News.
"Kami dijemput kapal ikan yang dekat dengan New Caledonia. Kami dijaga dan diberi makan di kapal itu," ujar Stally.
Stally mengatakan bahwa mereka berempat sebelumnya hanya minum air hujan menggunakan mangkuk yang digunakan untuk membuang air dari kapal. Selain itu mereka juga minum air kelapa dan makan daging buah kelapa, meskipun Stally tidak menjelaskan dari mana mereka mendapatkannya.
Keempat turis ini akhirnya diturunkan di Honiara, ibu kota Solomon Islands pada 8 Februari lalu. Mereka segera dirawat karena dehidrasi oleh Komisaris Tinggi Papua Nugini John Balavu.
Komentar
Tulis komentar