Destinasi ini disebut sebagai Kota Manis. Pangkalan Bun yang memillikinya. Kenapa demikian?
Kata MANIS merupakan singkatan dari Minat, Aman, Nikmat, Indah dan Segar. Nah dari semboyan tersebutlah yang menjadi semangat Masyarakat Pangkalan Bun untuk menjadi MANIS.
Tugu Palagan Sambi
Sehingga tak heran jika Pangkalan Bun menjadi langganan peraih penghargaan piala Adipura. Taman kota yang tertata apik dan bersih ini adalah ruang terbuka hijau kota Pangkalan Bun. Sekitar Taman Kota MANIS atau Bunderan Pancasila merupakan pusat jajanan Kota Pangkalan Bun. Semua jenis makanan ada di tempat ini, mulai dari kelas angkringan hingga kelas cafe yang dapat dikunjungi dari pagi hingga malam hari.
Pangkalan Bun, sebuah sebuah kota yang terletak di Kalimantan Tengah. Pangkalan Bun sendiri merupakan ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat. Walaupun berstatus sebagai ibu kota kabupaten, Pangkalan Bun memiliki bandara yang langsung terhubung ke Jakarta.
Relief Palagan Sambi
Saat ini terdapat dua maskapai yang melayani rute Jakarta-Pangkalan Bun. Setelah menempuh penerbangan sekitar 1 jam 30 menit, akhirnya saya mendarat di Bandara Iskandar. Salah satu pintu masuk menuju Pangkalan Bun selain pelabuhan Kumai dan Terminal Natai Suka.
Keluar dari bandara, travelers akan disambut oleh tugu Pancasila yang lebih populer dengan sebutan bundaran Pancasila. Ini adalah salah satu spot wajib untuk berfoto saat berkunjung ke Pangkalan Bun. Tepat di belakang bundaran Pancasila terdapat sebuah monumen pesawat yang populer dengan sebutan Palagan Sambi.
Taman Kota MANIS
Pesawat yang bertengger di puncak tugu adalah pesawat RI 002 yang digunakan dalam operasi penerjunan pertama di bumi Kalimantan dalam rangka mengusir Belanda pada tanggal 17 Oktober 1947. Operasi ini dipimpin oleh Letda Iskandar di bawah komando Mayor Udara Tjilik Riwut yang merupakan putra asli Kalimantan.
Kini nama keduanya diabadikan menjadi nama bandara di Pangkalan Bun dan Palangkaraya. Di bagian belakang monumen Palagan Sambi terdapat relief dengan dominasi warna hitam dan emas yang menceritakan pertempuran tanggal 17 Oktober 1947 yang menewaskan 13 penerjun terbaik Bangsa ini.
Coto Manggala
Oleh karena itu, setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai hari jadi Paskhas TNI AU. Itu semua bermula di sebuah kota kecil yang bernama Pangkalan Bun.
Sebagai hidangan selamat datang, tak salah jika mencicipi makanan khas Pangkalan Bun yaitu coto manggala. Walaupun berlabel makanan khas, tak banyak yang menjajakan makanan yang satu ini. Karena coto manggala biasanya dihidangkan pada acara tertentu saja seperti resepsi pernikahan atau pertemuan adat.
Namun traveler dapat mecicipi hidangan ini di kedai coto manggala Mama Fany & Arni yang beralamat di jalan PRA Kesumayudha. Berbeda, soto atau coto biasa disantap dengan nasi atau ketupat sebagai sumber karbohidrat. Coto manggala disantap dengan singkong.
Kaldu putih yang gurih dicampur singkong dan suwiran daging ayam membuat rasa coto khas dari Pangkalan Bun ini terasa nikmat. Kuliner ini sangat pas dijadikan hidangan pembuka di Kota MANIS.
Komentar
Tulis komentar