Jakarta - Sektor pariwisata mulai diperhitungkan negara-negara Timur Tengah. Termasuk Arab Saudi, yang sedang membenahi dan memoles pariwisatanya.
Arab Saudi mengejutkan dunia. Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan visa turis yang berlaku bagi 49 negara. Visa ini nantinya memudahkan kunjungan turis ke sana.
Jika dilihat, 49 negara tersebut bisa disebut sebagai negara-negara besar. Sebut saja beberapa di antaranya seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Singapura hingga China.
Dalam rangkuman detikcom, Selasa (1/10/2019) Arab Saudi memulainya dengan tagline Saudi Open Hearts Open Doors. Berbagai promosi wisata sudah mereka lakukan termasuk kerjasama dengan berbagai tur operator di berbagai negara.
Arab Saudi menjalin kerjasama dalam bidang pariwisata kepada berbagai negara di dunia (Saudi Arabian General Investment Authority)
Tahun 2030 mendatang, Arab Saudi punya visi bernama 'Saudi Vision 2030'. Isinya yakni 'Saudi Arabia the heart of the Arab and Islamic worlds, the investment powerhouse, and the hub connecting three continents'.
Visi yang digagas oleh Pangeran Arab Saudi, Muhammed bin Salman tersebut disokong oleh 96 sasaran strategis. Salah satu di dalamnya adalah pariwisata yang berkaitan dengan pendapatan negara.
Pangeran Arab Saudi, Muhammed bin Salman (Reuters)
Melihat website resmi Saudi Vision 203, pariwisata disebut sebagai sektor yang menjanjikan. Sektor pariwisata di Arab Saudi diharapkan akan tumbuh dari 3% menjadi 10% pada PDB (Produk Domestik Bruto) pada tahun 2030.
"Di sektor pariwisata dan rekreasi, Arab Saudi akan menciptakan atraksi yang memiliki standar internasional tertinggi, meningkatkan prosedur penerbitan visa bagi pengunjung, serta mempersiapkan dan mengembangkan situs bersejarah dan warisan," tulis keterangan dalam websitenya.
Untuk visa turis, mereka sudah Arab Saudi sudah resmi mengeluarkannya. Untuk biaya pembuatan visa, bakal dikenai biaya 440 Riyal atau setara Rp 1,6 juta. Aplikasi visa turis pun bisa secara online melalui portal visa elektronik (eVisa), atau visa on arrival setibanya di Arab Saudi.
Nantinya dengan visa tersebut berlaku selama satu tahun dengan banyak entri. Turis pun bisa tinggal hingga 3 bulan (sekitar 90 hari) per entri.
Tahun 2019-2022, branding pariwisata Arab Saudi adalah 'Discover Saudi'. Dalam rentang waktu tersebut, Arab Saudi mengajak turis untuk menjelajahi 20-an situs bersejarah dan beragam destinasi wisata lainnya.
Sebut saja, Mada'in Saleh yang mirip seperti Kota Kuno Petra di Yordania, Benteng Masmak yang terbuat dari tanah liat, hingga Al Wahbah yang merupakan kawah vulkanik.
Mada'in Saleh, Kota Petra Kuno ala Arab Saudi (iStock)
Dalam rentang waktu tersebut, mega proyek pariwisata juga dikebut di kawasan Laut Merah. Bertajuk 'Red Sea luxury resort project', nantinya akan dibangun berbagai fasilitas mewah, kelas wahid nan canggih.
Ada NEOM merupakan calon kota teknologi nan futuristik di Arab Saudi. Dana yang digelontorkan untuk proyek ini senilai USD 500 Miliar, yang nantinya bakal ada mobil terbang di sana!
Kota Amaala, bakal disulap jadi kawasan resort berkelas. Proyek pada lahan seluas 3 ribu km persegi ini akan menjadi pusat pariwisata baru di Arab Saudi. Di sana bakal ada 2.500 kamar hotel, 700 villa dan perumahan pribadi dan area ritel dengan 200 outlet.
Kota Amaala yang sedang disiapkan jadi pusat kawasan wisata di Arab Saudi (CNN Travel)
Nah di tahun 2022-2030, branding pariwisata Arab Saudi berubah menjadi 'Experience Saudi'. Saat itulah, pengerjaan mega proyek di kawasan Laut Merah sudah rampung.
Dari yang 'discover' berubah jadi 'experience'. Tentu diharapkan, turis-turis tajir dari seluruh dunia datang ke Arab Saudi dan menikmati pengalaman kemewahannya.
Khusus di kawasan Laut Merah, nantinya terdapat aturan khusus untuk turis. Salah satunya, turis wanita diizinkan berbikini.
Kini, Arab Saudi sedang pelan-pelan meraih mimpinya. Mimpinya pada pariwisata, yang diharapkan jadi sektor pendapatan negara terbesar menggeser sektor minyak dan haji.
Bahkan Arab Saudi punya mimpi yang lebih tinggi lagi, bisa mendatangkan 100 juta turis di tahun 2030!
Komentar
Tulis komentar