Jakarta - Maskapai ini patut ditiru untuk program ramah lingkungannya. Karena, perusahaan penerbangan itu mampu mengurangi sampah hingga ratusan ton.
Dilansir Lonely Planet, dalam waktu sekitar lebih dari dua tahun Air New Zealand mengalihkan 900 ton limbah dalam penerbangannya. Jumlah limbah itu setara dengan lima pesawat jenis 777-300 atau dua pesawat A320.
Pesawat penumpang menghasilkan jutaan ton limbah kabin setiap tahun, secara rinci ada lebih dari 6,7 juta ton pada 2018 saja. Sebagian besar limbah itu berbahan plastik, menurut data dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).
Sebelum Air New Zealand memperkenalkan Project Green pada akhir 2017, barang-barang yang tidak digunakan dalam penerbangan akan dibakar atau dibuang. Ya, perlakuan sama bahkan untuk yang masih dalam segel atau tidak tersentuh.
Sekarang, lebih dari 40 jenis produk dengan pembungkus kaleng, kemasan kue, teh kotak, dan serbet, dapat digunakan untuk penerbangan lainnya. Efeknya yakni efektif mengurangi 890 ton limbah.
Hingga saat ini, pihak maskapai mengatakan adanya penggolongan barang-barang yang tidak digunakan dan telah dipulihkan, seperti 85 ton botol air 1,5 liter, lebih dari 11,5 juta gelas plastik, dan lebih dari empat juta batang gula.
Project Green diluncurkan di Auckland, Wellington, Christchurch, Queenstown, dan Los Angeles. Kegiatan ini memberikan data soal apa saja yang akan dimuat dalam satu pesawat dan bisa dikurangi.
"Kami juga sedang mencari cara untuk memisahkan limbah yang dikumpulkan di dalam pesawat (misalnya plastik dan bahan kompos)," kata GM of Supply Chain Air New Zealand, Chloe Surridge.
Surridge menambahkan bahwa kurangnya daur ulang dan infrastruktur pengomposan yang layak merupakan hambatan utama untuk mengurangi limbah.
Komentar
Tulis komentar