Jakarta - Kejadian turis asing yang viral karena melecehkan pura di Bali bukan kali pertama terjadi. bagaimana aar aksi serupa tak berulang?
Pura sejatinya bukanlah tempat wisata. Namun, keunikan dan sejarah serta aktivitas yang tak biasa dianggap menarik bagi traveler. Makanya, tempat-tempat ibadah, termasuk pura, kerap dijadikan jujugan wisata.
Tapi rupanya sejumlah turis bertindak tak sopan di tempat ibadah. Baru-baru ini, seorang turis berpaspor Demark dan Skotlandia malah jengkel karena tak bisa masuk pura. Dia memprotes aturan perempuan dilarang memasuki area ibadah karena menstruasi. Gadis bule yang kemudian diketahui bernama Natalia Muchova itu membuat pembelaan jika protesnya itu hanyalah opininya semata.
Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Gede Pitana, mengimbau kepada beberapa pihak terkait untuk tetap menjaga kesucian pura.
"Kepada turis asing, bacalah imbauan, bacalah tata cara sebelum masuk ke pura. Di berbagai website ada, di wikipedia ada, di google juga ada banyak," ujar Pitana.
Sebelumnya Pitana juga menjelaskan beberapa aturan memasuki pura, di antaranya tidak dalam kondisi spiritual kotor (cuntaka), berpakaian yang layak, masuk dengan pendampingan guide, memercikan air suci ke kepala, tak bicara kotor, jangan sembarangan memotret dan menyentuh benda-benda di pura.
Selain pada turis, Pitana juga mengimbau para pemilik pura dan masyarakat adat Bali untuk menjaga pura dari orang-orang yang tidak memenuhi aturan tersebut.
"Pemilik pura, masyarakat adat di Bali harus mengunci pintu puranya. Atau kalau pintu dibuka maka harus ada yang menjaga pura itu sehingga siapa yang masuk terdeteksi dan bisa diketahui who's who (gambaran orang) dan melarang orang masuk yang tidak proper (layak)," kata Pitana.
Tak hanya kedua pihak tersebut, pemerintah juga harus turut mendukung upaya menjaga kesucian pura dengan melakukan sosialisasi mengenai aturan masuk pura sebab tak semua wisatawan paham tentang aturan tersebut.
Pitana juga mengimbau para pelaku pariwisata disiplin dalam menerapkan aturan tersebut pada wisatawan. Ia berharap, "Bali dapat dikenal sebagai destinasi pariwisata budaya yang religius."
Komentar
Tulis komentar