La Rinconada - Ini cerita wanita yang mampu bertahan hidup di pemukiman tertinggi di dunia. Dia dan penambang lainnya menjalani hari-hari seadanya demi emas.
Namanya Eva Chura, wanita paruh baya yang hidup bersama anaknya di sebuah perkampungan kumuh, yang mereka sebut desa gubuk emas di La Rinconada.
La Rinconada merupakan kota di Peru yang dekat dengan pertambangan emas. Lokasinya yang berada di 5.100 mdpl menjadikan desa itu sebagai pemukiman tertinggi di dunia. Makanya, orang-orang di kota itu sangat bergantung pada emas.
Foto: (Reuters/Nacho Doce)
Chura datang 12 tahun yang lalu dari Chura, sebuah wilayah di Kota Puno, Peru. Dia hidup bersama lima anaknya dan tinggal di gubuk seng seadanya.
Kita cerita dulu tentang keluarga Chura yang rela hidup seadanya di La Rinconada. Lima dari delapan anaknya hidup bersamanya di rumah seng. Yang tertua, Natalie sudah berumur 13. Dan, si bungsu Alizon masih dalam masa menyusui, dan sering dia gendong saat mencari emas.
Datang ke La Rinconada, Chura bersama pendatang lainnya memenuhi kehidupan mereka dengan menjadi 'pallaqueras' atau kasarnya disebut pemulung emas. Dia dan wanita lainnya meringkuk-ringkuk mengais bebatuan demi mendapatkan emas.
Foto: (Reuters/Nacho Doce)
Dibutuhkan sekitar 1 jam untuk Chura menuju lokasi dimana para pekerja wanita mengais rezeki. Sebelum bekerja mereka akan mengunyah daun koka dan menyalakan dua batang rokok yang katanya untuk leluhur di sana.
Kemudian mereka minum sedikit adas manis untuk keberuntungan. Maklum, mereka butuh keberuntungan untuk bisa menemukan emas yang semakin tipis.
Perlu kamu ketahui, para pria di La Rinconada melarang para perempuan menggali emas di tambang sampai masuk ke tanah. Karena mereka percaya roh perempuan bernama La Bella Durmiente atau The Sleeping Beauty yang berada di tambang akan cemburu dan marah bila ada wanita yang mencuri kekayaannya.
Karena itulah para wanita hanya bisa mengais di tumpukan-tumpukan batu yang dibuang oleh penambang pria. Mereka mendaki, membolak-balik batu, mengamati butiran-butiran emas yang tersisa di bebatuan sisa.
Foto: (Reuters/Nacho Doce)
Jika mereka beruntung, mereka bisa langsung mengantonginya dan menjualnya ke pedagang gelap yang kiosnya berjejer di jalan utama La Rinconada. Biasanya dalam seminggu para wanita bisa mengumpulkan 1-2 gram dan dijual dengan harga yang bervariasi.
Jumlahnya sangat sedikit bukan? Namun itulah yang harus di hadapi ribuan wanita di La Rinconad. Mungkin ada sekitar 15.000 'pallaqueras' di Peru yang bertahan hidup dengan cara ini.
Tak ada orang yang mengumpulkan sampah di La Rinconada. Pria dan wanita sibuk mengumpulkan emas, mempertaruhkan hidup mereka dalam kemelaratan di udar dingin pegunungan. Namun seperti yang dibilang Chara "Hidup memang sulit, namun lebih baik memilih emas".
Jadi, bisa kamu bayangkan, orang di sana hidup dengan pemukiman seadanya dengan sampah dan kotoran yang menumpuk. Mereka harus mencuci di udara dingin, dengan air gunung. Namun bagi Chara tidak masalah, dia selalu semangat demi anak-anaknya.
Chara juga menjelaskan bahwa anak-anaknya yang lahir di La Rinconada tidak terganggu dengan kondisi dia. Yang ada hanyalah orang lain yang berkunjung ke rumahnya dan mencium bau yang tidak sedap. Terutama, aroma sampah.
Di La Rinconada, untuk mengekstraksi emas, pria dan wanita menggunakan merkuri. Sisa airnya nanti mereka buang ke aliran gletser dan mengalir ke kolam, genangan, sungai yang ada di sana. Polusi lingkungan sudah!
Seperti yang dikatakan Federico Chavarry, jaksa penuntut kejahatan lingkungan untuk wilayah tersebut.
"Air yang mereka gunakan dalam penambangan dibuang begitu saja di hilir. Air kotor itu mengalir ke lahan pertanian, mencemari peternakan dan tanaman mereka. Perairan yang sama juga mengalir dan mencemari Danau Titicaca," kata Federico.
Danau Titcaca merupakan danau terbesar di Amerika Selatan yang menjadi sumber air minum dan ikan bagi warga sekitarnya. Karena tidak adanya pengolahan limbah emas yang sepatutnya, membuat danau ini menjadi salah satu danau paling terancam di dunia di tahun 2012.
Foto: (Reuters/Nacho Doce)
Tak hanya polusi, banyak kasus yang menghantui wilayah La Rinconada. Tahun 2018 kilang Swiss yang telah bertahun-tahun mengeruk logam di sana, harus berhenti setelah jaksa menemukan kejahatan teroganisir di sana.
Juga kasus penambang mati di terowongan, perempuan muda diperdagangan di bordil, perkelahian adalah hal yang bisa di La Rinconada. Walau para polisi dan pejabat setempat mencoba menegakkan hukum, namun mereka malah mendapatkan prots dari para penambang.
Sekarang, keberadaan emas di gunung semakin sedikit. Para pria sekarang lebih sering di bar dari pada tambang.
Komentar
Tulis komentar