Jakarta - Sempat ada wacana Indonesia akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Turis Israel sendiri dilaporkan banyak bermasalah di Dubai, yakin Indonesia mau terima?
Wacana Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sempat berhembus kencang beberapa waktu yang lalu. Isu liar itu pertama kali dihembuskan oleh media Times of Israel, mengutip Channel 12.
Salah satu sumber diplomatik Israel mengatakan akan ada 2 negara lagi yang menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, yaitu Oman dan Indonesia. Kedua negara itu disebutkan akan jadi negara berikutnya setelah Maroko yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
Seandainya hal tersebut terjadi, turis Israel tentu akan dengan mudah masuk ke Indonesia. Masalahnya, apakah Indonesia siap menerima turis Israel yang dikenal memiliki kelakuan buruk di Timur Tengah.
Beberapa laporan media Timur Tengah menyebutkan turis Israel kerap mencuri barang-barang dari kamar hotel yang mereka inapi di Dubai. Dari barang remeh temeh seperti handuk, sampai barang yang tak masuk akal, seperti mesin kopi espreso dan lampu hias.
Turis Israel juga gemar wisata seks sewaktu liburan di Dubai. Mereka bisa menghabiskan uang ratusan juta hanya untuk tidur dengan wanita yang satu dan kemudian berpindah ke wanita lainnya.
Belum lagi kelakuan turis Israel yang kedapatan menyelundupkan narkoba seperti ganja maupun hasish dan menghisapnya di kamar hotel sambil berpesta.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia sudah membantah dengan keras isu tersebut. Kemlu menegaskan tak pernah menjalin hubungan dengan Israel.
"Kemlu tidak pernah berhubungan dengan Israel," kata juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, Selasa (15/12).
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menilai normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel tidak akan bermanfaat jika persoalan kedaulatan Palestina belum tuntas.
"Dalam membangun normalisasi, kan butuh saling percaya, saling menghormati, dan memiliki visi yang sama. Jika persoalan Palestina bisa tuntas, tentu normalisasi akan sangat mudah. Jika belum, normalisasi tidak akan ada maknanya," kata Azis kepada wartawan, Selasa (15/12).
Azis menyatakan Indonesia tidak memiliki masalah dengan Israel. Namun Indonesia berharap Israel mengakui kedaulatan Palestina.
"Indonesia tidak memiliki masalah dengan negara mana pun, termasuk dengan Israel. Yang kita perjuangkan justru hak masyarakat Palestina, sehingga bisa hidup sebagai negara berdaulat sepenuhnya. Inilah yang kita harapkan dari Israel, dan tidak ada relevansi apa pun terkait deadline masa jabatan Presiden Amerika," jelas Waketum Golkar itu.
Komentar
Tulis komentar