Jenewa - Sebagai negara yang disebut paling bahagia di dunia, Swiss tak sepenuhnya ramah turis muslim. Ada wacana untuk melarang penggunaan niqab bagi umat muslim.
Dilansir detikTravel dari Al Jazeera, Rabu (19/1/2021), belakangan ini Swiss tengah ramai akan hadirnya proposal untuk menolak penggunaan penutup wajah seperti burqa dan niqab yang umumnya digunakan oleh umat muslim.
Diketahui, proposal itu telah lebih dulu diaplikasikan di St Gallen dan Ticino. Sedangkan untuk lingkup yang lebih luas, proposal itu akan dibahas pada referendum bulan Maret nanti.
Usut punya usut, proposal itu diajukan oleh grup kanan Swiss bernama Egerkinger Komitee. Di tahun 2009 lalu, mereka juga menjadi kelompok yang mengajukan pelarangan membangun menara masjid yang disetujui lewat 60% kelompok suara.
Sebagai negara demokrasi, Pemerintah Swiss menganjurkan pada hari Selasa kemarin (18/1) untuk mengajak pemilih menolak proposal yang dianggap kontroversial tersebut. Alasannya, proposal itu bisa mencederai pariwisata apabila disahkan.
"Larangan yang mencakup lingkup nasional akan membatasi kebebasan wilayah, melukai pariwisata dan tidak membantu bagi sekelompok wanita," ujar Pemerintah Swiss dalam pernyataan resminya.
Di Swiss, jumlah pengguna burqa dan niqab memang tak banyak seperti di Timur Tengah. Hanya saja, tak sedikit turis muslim yang datang dan mengenakannya.
Destinasi populer seperti Danau Jenewa dan Interlaken di Swiss pusat kerap didatangi oleh traveler muslim. Di mana mayoritas datang dari negara Timur Tengah yang kayak minyak.
Swiss sendiri memiliki minoritas umat muslim sebanyak 5% saja dari total penduduk sebanyak 8,6 juta jiwa. Selain Swiss, negara Eropa lain seperti Prancis dan Denmark juga telah lebih dulu menerapkan aturan pelarangan burqa dan niqab di ruang publik.
Komentar
Tulis komentar